Jumat, 04 Januari 2013

Ku Dapatkan, Ku Bagikan (Belajar dari seorang Inspirator)

Tak terasa, semester genap di tempat saya mengajar akan segera kami jalani... Bukan menjadi sebuah kebetulan, semester baru genap selalu diawali di tahun yang baru...Kata orang Tahun baru, diawali dengan Resolusi baru....Itu sah-sah saja...Dan saya sepakat dengan hal tersebut...Bagi saya tahun baru berarti akan ada nilai yang akan saya pelajari untuk saya hidupi.....
Bertolak dari sebuah moment, dimana keluarga besar tempat dimana saya menjadi salah satu penambang ilmu psikologi baru saja mengalami sebuah kedukaan luar biasa, karena kami kehilangan GURU kami yang tak hanya sekedar guru biasa.... Dan inilah catatan terakhir yang beliau sempat tuliskannya bagi kami... dan bagi saya secara pribadi, catatan ini sangat istimewa bagi saya, karena menjadi inspirasi bagaimana saya bisa menjadi seorang "guru" seperti beliau, dan ingin saya terus hidupi sejak tahun ini.... :)

Sebenarnya tidak benar-benar berawal dari moment ini saja, namun catatan ini menjadi PENEGUHAN dari seorang GURU untuk saya... Sebuah nilai akan pentingnya tujuan hidup, yang seharusnya menjadi pondasi saya dalam menentukan pengambilan keputusan dalam pilihan hidup.... Hakikat pilihan hidup kita adalah untuk hidup kita, bukan untuk orang lain...Nilai sudah saya genggam sebelumnya, dan akan semakin saya genggam erat setelah ini...
Ketika saya membaca catatan beliau, saya langsung merasa "deg"... seperti tertohok di ulu hati saya....pengalaman saya beberapa tahun ini di dunia pendidikan, sangat dekat sekali dengan realita bagaimana anak-anak muda di depan saya belum sepenuhnya bisa menghidupi pentingnya sebuah tujuan hidup bagi diri mereka... Bagaimana mereka seperti kehilangan diri mereka sendiri karena pilihan yang kebanyakan tidak mereka buat sendiri.... Dan sekali lagi tulisan ini memberikan peneguhan bagaimana saya harus mau benar-benar membagikan sebuah "rahasia besar" ini kepada mereka...Terima kasih Guru...Terima kasih Pak Ino...Inilah pilihan hidup saya Pak.... :)
   
Berikut catatan beliau........

http://bukik.files.wordpress.com/2013/01/foto-buku-ino-yuwono-small.jpg?w=269&h=358   Setelah beberapa kali maut nyaris menghampiriku, kini akhir perjalanan telah kujelang. Aku telah sampai pada akhir dari sebuah perjalanan. Aku tidak pernah menyesal maupun malu. Akhir perjalanan ini adalah awal sebuah perjalanan baru bagiku. Teman, aku akan mengatakan secara tegas tentang apa yang kuyakini. Keyakinan yang memanduku selama perjalanan hidup, dari awal hingga saat ini, diujung akhir. Aku tak akan bicara panjang lebar. Bukan sebagai wasiat, tetapi mungkin engkau bisa mengambil pelajaran. 
   Aku telah mengalami banyak kejadian. Tidak semua, tetapi apapun yang aku alami adalah pilihanku. Aku jalani setiap pilihan seutuhnya. Aku menghidupkan setiap pilihan sehidup-hidupnya. Mungkin ada keraguan. Mungkin ada penyesalan. Mungkin ada kekeliruan. Tetapi tak cukup besar sebagaimana keyakinanku dalam menjalani pilihanku. 
   Hidup adalah mengenai tujuan sekaligus cara kita menjalaninya. Kesedihan terbesarku adalah ketika menyaksikan banyak orang menjalani hidup tanpa menjalaninya. Orang menjalani kehidupan yang menjadi pilihan orang lain, tidak menjadikan hidup sebagai bagian dari dirinya. Hidup seolah sebagai beban dari orang lain yang dibebankan kepadanya. Jangan heran, bila dalam banyak perjumpaan aku banyak bertanya. Pertanyaan mengenai tujuan-tujuan dari pilihan tindakanmu. Untuk apa kuliah? Untuk apa belajar? Untuk apa bekerja? Untuk apa hidup? Banyak orang terkejut, bahkan terganggu atas pertanyaan sederhanaku ini. Banyak orang yang mengabaikan pertanyaan itu karena hidup tidak menjadi bagian dari dirinya. Mengapa aku tanyakan pertanyaan sederhana itu? Hidup adalah anugerah bagimu, sebagaimana engkau adalah anugerah bagi sesama dan kehidupan. Bagaimana bisa mensyukuri anugerah bila kita tidak tahu kemana kita akan menuju dalam hidup? Namun pertanyaan sederhana mengenai tujuan hidup sering kali tidak menemukan jawaban. Banyak orang tetap memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu, apalagi untuk menjalani jawabannya. Orang memang lebih nyaman untuk menjalani apa yang sudah dijalani bertahun-tahun meski dia tidak tahu kemana arah tujuan. 
   Ada banyak orang yang tidak menyukai cara mengajarku. Mereka mengatakan caraku mengajar itu biadab. Sayangnya, cara-cara yang disebut biadab itu yang lebih sering membuat orang berani meninggalkan kenyamanannya. Cara-cara biadab itu yang justru menyebabkan orang tergerak untuk menjadi orang yang lebih beradab. Bukannya aku menyukai cara-cara biadab itu. Aku tahu, banyak yang membenci cara-caraku itu. Aku tahu, banyak orang mengindari aku. Aku tahu, banyak orang bicara seperlunya denganku. Aku juga tau, ada orang-orang yang menertawaiku. Aku hadapi konsekuensinya selama sebuah cara bisa membuat orang lebih terdidik. 
   Aku sangat mencintai pendidikan. Aku sangat menyukai mendidik, berapapun biaya yang dibutuhkan untuk melakukan itu. Meski aku seolah menjadi monster ganas yang ditakuti orang, meski aku seolah berada di puncak gunung, sendiri dan sepi, cintaku pada pendidikan melampaui semuanya itu. Mendidik adalah panggilan hidupku. Selama perjalanan hidup, aku telah melakukan banyak tindakan. Aku nikmati beragam suasana dalam perjalananku itu. Ada kalanya, tawa bahagia menjadi warna. Tak jarang, kesepian datang menyergapku, seperti disergap sekawanan serigala yang lapar. Tetapi aku nikmati kesepian itu, sebagaimana aku menikmati tawa bahagia. Terimakasih, telah menjadi temanku, dikala tawa menjadi warna, terimakasih pula ketika sepi datang menggigit.
   Teman, selama perjalanan ini, aku telah bertemu engkau. Mungkin pada suatu belokan, pada jalan lurus terbentang, pada turunan curam atau jalan yang mendaki tajam. Setiap momen perjumpaan mempunyai warnanya sendiri. Engkau mungkin mengenalku pada suatu momen, mungkin tak mengenalku di momen yang lain. 
   Ya, inilah aku. Inilah kehidupan yang beragam ini. Aku mungkin seperti yang kau bayangkan, sekaligus bukan seperti yang kau bayangkan. Bila dalam perjumpaan tersebut ada pelajaran, ambil dan manfaatkan. Bila dalam perjumpaan tersebut ada perbedaan, jadikanlah sebagai cermin. Janganlah sesekali berusaha meniruku. Engkau adalah keagungan kehidupan sejati. Engkau adalah anugerah bagi kehidupan. Jadilah dirimu. Jalani jalanmu. Apa artinya manusia bila tidak menjadi dirinya sendiri? Kebanggaanku dalam hidup bukanlah karena jasa-jasaku pada kehidupan. Kebanggaanku terbesar adalah terhadap pilihanku untuk menempuh jalanku sendiri. meski terjal, meski sendiri, meski sepi. Apapun akibatnya, aku bangga mengatakan bahwa inilah jalanku. 
   Sekarang, aku sudah di akhir perjalananku. Aku tidak lagi menentukan pilihan. Engkaulah yang mempunyai pilihan. Memanfaatkan kesalahanku atau membiarkan kesalahanku menjadi ganjalan dalam hatimu. Mengambil pelajaran dari perjalananku atau melupakan pelajaran seiring waktu berjalan. Aku tidak pergi meninggalkanmu. Aku melanjutkan perjalananku. Akhir perjalanan hidupku adalah awal sebuah perjalanan baru. Sapalah aku bila kita berjumpa dalam perjalanan yang sama di lain waktu. Aku akan dengan senang hati meluangkan waktuku untuk berbicara lagi denganmu.

Dari hati yang paling dalam. Temanmu,
Christophorus Daniel Ino Yuwono







 

Kamis, 03 Januari 2013

Segarnya di Pedalaman Kediri (Unforgetable Moment at Irenggolo and Dolo Waterfall)

Pedalaman Kediri ternyata menyimpan harta karun yang tak terkira indahnya....sudah menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di Kediri, Airterjun Irenggolo dan Dolo menjadi tujuan liburan kami kali ini... Berawal dari ajakan iseng yang menjadi sebuah modal kami berangkat menyusur perbukitan....bahkan mendung yang mulai menggelantung sejak siang hari tidak menyurutkan niat kami....bayang-bayang akan kehujanan di jalan menjadi resiko yang telah kami ambil. Dengan perbekalan yang cukup namun termasuk minim (2 botol air minum tanggung) dan jas hujan berangkatlah kami menuju Kediri Barat...yaitu Dusun BESUKI di Lereng Gunung Wilis...
Langit dan Bumi bersatu di depan mata kami
Kurang lebih perjalanan 25 km dari terminal kota Kediri akan kami lalui siang itu....dengan trek yang terus naik (untungnya jalan sudah beraspal sejak diresmikan menjadi salah satu wisata unggulan), kami memasrahkan perjalanan kami kali ini... dengan sedikit informasi yang kami dapatkan, kami mengikuti jalan aspal serta beberapa penunjuk jalan sebagai panduan kami...
Tak terasa perjalanan kami sudah menghabiskan 30 menit ....hawa dingin lereng gunung di padu suasana mendung mulai kami nikmati...rumah penduduk yang cukup sederhana, hijaunya sawah, perkebunan dan hutan pinus menjadi pemandangan kami kali ini....bersatunya langit dan bumi menjadi menu kami siang itu.... Luar biasa indahhhhhhhhhh banget.... bahkan kamera pocket tak cukup rasanya menggambarkan suasana di sekeliling kami....

Perjalanan kami lanjutkan....derunya motor mengiringi langkah kami...sesekali motor kami yang tak terbiasa digunakan tracking ke perbukitan, mengeluarkan keluhannya, tak lupa kami haturkan doa agar tidak mogok ditengah jalan...(Catatan penting: mencapai obyek wisata satu ini kondisi kendaraan harus fit, karena dalam perjalanan minim sekali tempat tambal ban/jual bensin)...
Satu dua motor menyalip kami (mungkin dengan tujuan yang sama, atau mungkin mereka salah satu penduduk sekitar sana), begitu juga beberapa mobil berpapasan dengan kami)....

Kurang lebih 45 menit berlalu kami telah sampai pada Gapura Lokasi Wisata Besuki....setelah membayar retribusi (Rp 7000 rb per orang, sepeda motor Rp 1000) kami mencium hawa yang berbeda di Besuki....
Gerbang menuju Irenggolo
Tak jauh dari Gapura, kurang lebih 1 km, kami telah sampai di Air Terjun Irenggolo... Tujuan kami yang pertama...awalnya kami sempat memandang sebelah mata obyek wisata satu ini (karena yang lebih banyak digaungkan adalah Airterjun Dolo)....
 
Love at First Sight
Dengan langkah ragu kami mulai menuju lokasi ... niat kami, jika Tuhan tidak mengijinkan kami ke Dolo, setidaknya kami sudah menikmati Irenggolo....
Dengan terbatasnya petunjuk arah (hanya satu papan bertuliskan 300 m dengan panah kebawah), kami berjalan menyusuri jalan setapak.... cukup sepi obyek ini dikunjungi ...hanya beberapa pasangan kami lihat di lokasi...di tengah keraguan kami, suara gemuruh air dari air terjun menjadi hiburan bagi kami dan meyakinkan kami bahwa jalan yang kami ambil benar....
Dan benar saja, Air Terjun Irenggolo ada di depan mata kami

Memang Tuhan itu menciptakan segalanya dengan baik...kami langsung jatuh cinta pada pandangan pertama...tak ambil waktu banyak langsung kami menikmati "surga dunia" kami saat itu...main air...foto sana sini...membawa kesegaran tersendiri bagi kami....Tidak menyesal kami mampir kesini, sebelum tujuan kami yang utama... Thx God...
 

Obyek pertama kami makin membuat kami bersemangat menuju tujuan utama kami..."yang ini aja bagussss bangetttt, apalagi yang Dolo" batin saya.... Tanpa pikir panjang, kami menuju parkiran dan langsung menempuh 5 km kedepan menuju Air Terjun Dolo.... pemandangan beberapa Villa di Besuki menjadi variasi suasana perjalanan kami... Trek semakin naik...tak jarang saya harus rela turun dari boncengan agar motor bisa merangkak naik...sambil mengatur nafas yang tersengal, perlahan saya jalan naik dan tak lupa kamera pocket tetap beraksi.... tetapi terbayar dengan eloknya view di depan kami...Kota kediri dan sekitarnya terlihat dari atas...bahkan kami merasa seperti di atas awan...wowww....Thx God...
Kota Kediri tampak dari atas



Selama diperjalanan ke Irenggolo-Besuki terlihat banyak sekali peringatan mengenai bahaya longsor, dan hal tersebut membuat kami deg-degan.. mengingat musim hujan sudah dimulai.....suasana hutan pinus semakin menambah kekhawatiran kami...namun kami percaya Tuhan menyertai kami....
Singkat cerita kami sampai di tujuan... dengan halaman parkir yang sangat luas, kami memarkir si Gendut (sebutan motor yang kami pakai)....

Seperti yang sudah kami dengar, untuk menuju ke Air Terjun Dolo, kami harus menempuh lagi dengan menuruni anak tangga (informasi yang kami terima sekitar 1400 anak tangga, berarti PP sekitar 2800 anak tangga) yang dikelilingi hutan lebat.... Ya ampunnnn...kuat gak yaaa....Kepalang Basah itulah judul perjuangan kami saat itu...dengan tetap berbekal niat dan rasa penasaran yang besar kami berjuang menuruni anak tangga.... di tengah perjalanan kami pun sempat menyusul dan disusul beberapa pengunjung...juga berpapasan dengan yang sudah menikmati Air Terjun tersebut... Ekspresi capek jelas terlihat di wajah mereka...namun rasa puas dan gembira itu tidak bisa disembunyikan pula dari wajah mereka....

 
Yang menarik bagi kami bagaimana suara "nyanyian alam" dari beberapa jenis binatang hutan (serangga.red) itu memang sangat merdu... Sedikit capek hilang ketika kami berhenti dan menikmatinya....Untuk menyimpan tenaga, kami memutuskan untuk berhenti sebentar memang, sambil beberapa kali  menikmati air yang mengalir deras pula di kerongkongan kami....foto-foto yang menunjukkan kenarsisan kami, hingga kaki kami serasa bergetar ketika harus menahan berat tubuh kami ketika turun menjadi saksi bagaimana perjalanan ini membuat gempor kaki sekaligus menyenangkan.....

Finally
AND FINALLY .... perjuangan kami berakhir indahhhh...... butiran air terjun yang terkena angin membasahi tubuh kami.... ingin saja rasanya saya nekat menceburkan diri ke aliran air terjun tersebut...hahahahhaa... (untungnya logika saya masih bermain, karena tak bawa baju ganti tak mungkin saya melakukan itu)...

Bagaimana bisa Tuhan menciptakan segitu indahnya .... ditengah-tengah hutan yang lebat dan masih sangat sangat alami ... dan begitu jernih airnya... benar-benar permata yang sangat indah.. Thx God...Kami diberi kesehatan untuk boleh menikmati alam kami....
Bersaing dengan beberapa pengunjung yang lain, sambil merasakan air yang sangat dingin yang membuat beku kaki kami, kami berusaha mengabadikan sebaik mungkin moment tersebut...Sebuah moment dimana perjuangan dan keyakinan lah yang membuat kami bisa sampai di sana...

Kami bersama alam
Pengalaman siang itu benar-benar tak terlupakan...bahkan kami menjadi sangat rindu untuk berkunjungan ke tempat wisata yang lain yang menawarkan hal yang serupa...sebuah keelokan alam yang memanjakan mata dan hati kami dan dimana kami bisa mensyukuri betapa baiknya Tuhan .....
Semoga Tuhan memberikan kami kesempatan kedua untuk kembali lagi kesana dengan kegembiraan yang lain...Aminnn ....ThX God ^_^